GPTD=grup_pengkaji_tamadun_dunia | AIS=aktivisme+intelektualisme+spiritualisme | 3M=menjejak.meneladani.memimpin
Thursday, March 14, 2013
IKUTI Temubual Eksklusif Isu Lahad Datu-Sulu oleh Asree Sug
#http://www.youtube.com/watch?v=QwE4NtvCtYs
GPTD Unisel ingin mencari sukarelawan yang berminat untuk menjalankan projek khidmat pendidikan & kajian sosio-budaya di Sultanate of Sulu Darul Islam. Jika berminat sila daftar di http://bitly.com/gptdvolunteer | atau berikan NAMA NO. KP No Tel kepada emel gptdunisel@gmail.com atau SMS di 013.391.7122. Sangat mengalu-alukan Tausug (orang suluq) yang berada di Malaysia terutama dikalangan mahasiswa.
GPTD Unisel ingin mencari sukarelawan yang berminat untuk menjalankan projek khidmat pendidikan & kajian sosio-budaya di Sultanate of Sulu Darul Islam. Jika berminat sila daftar di http://bitly.com/gptdvolunteer | atau berikan NAMA
Label:
Aktivisme,
Antarabangsa,
Isu Semasa,
Kampus,
Mahasiswa,
Relawan,
Sukarelawan,
Unisel
Wednesday, March 13, 2013
Diskusi Hamka Indonesia-Malaysia
HMINEWS.Com – Rombongan mahasiswa yang tergabung dalam Group Penjejak Tamadun Dunia (GPTD) Universiti Selangor (UNISEL), khusus pengkaji pemikiran Hamka datang ke Jakarta. Dalam rangka napaktilas Hamka, mereka juga bertemu dengan Pengurus Besar HMI MPO di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ditemani jajaran Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), rombongan yang terdiri dari 6 orang tersebut bertandang ke PB HMI MPO dan berdiskusi banyak hal. Mulai dari perkaderan di masing-masing organisasi sampai rencana kerjasama kedepan.
Keenamnya adalah Shazuan Hazizi Rosli, Azmah Binti Aede, Norhafidzah Arifah Suhardi, Riza Aidil Azis, Rozaidi Jamaludin, serta Izwan Suhadak Ishak. Sedangkan dari PB PII, Helmi Aldjufri dan Kartika Mayasari (Ketua Korpus PII-wati).
Diskusi utama adalah mengenai pemikiran Hamka, ulama sekaligus sastrawan besar Indonesia yang telah mendunia. “Hamka ini bukan hanya milik Indonesia, tetapi sudah jadi milik dunia,” ujar Izwan Suhadak (9/3/2013). Dan karena itulah ada kelompok pengkaji di GPTD yang khusus mengkaji pemikiran Hamka.
Ketua Umum PB HMI MPO, Alto Makmuralto, menguraikan banyak hal yang mereka tanyakan. Di antaranya, di Indonesia sendiri, anak-anak muda kini makin jarang yang kenal Hamka dan pemikirannya. Menurut Alto yang telah membaca banyak karya Hamka tersebut, di sejumlah kalangan Hamka lebih dikenal sebagai sastrawan, padahal sekaligus tokoh yang pernah dipenjara di masa Orde Lama tersebut adalah seorang ulama, terbukti dari karyanya yang monumental, Tafsir Al Azhar.
Menurut Ketua Komisi HI, Abdul Malik Raharusun, minimnya minat anak muda pada kajian intelektual ke-Indonesiaan, seperti terhadap karya-karya Hamka dan yang lainnya memang memprihatinkan. Namun dengan adanya Grup Hamka dari GPTD tersebut dan mulai difilmkannya karya-karya sastra Hamka diharapkan mampu menginspirasi anak muda untuk kembali meliriknya. []
Ditemani jajaran Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), rombongan yang terdiri dari 6 orang tersebut bertandang ke PB HMI MPO dan berdiskusi banyak hal. Mulai dari perkaderan di masing-masing organisasi sampai rencana kerjasama kedepan.
Keenamnya adalah Shazuan Hazizi Rosli, Azmah Binti Aede, Norhafidzah Arifah Suhardi, Riza Aidil Azis, Rozaidi Jamaludin, serta Izwan Suhadak Ishak. Sedangkan dari PB PII, Helmi Aldjufri dan Kartika Mayasari (Ketua Korpus PII-wati).
Diskusi utama adalah mengenai pemikiran Hamka, ulama sekaligus sastrawan besar Indonesia yang telah mendunia. “Hamka ini bukan hanya milik Indonesia, tetapi sudah jadi milik dunia,” ujar Izwan Suhadak (9/3/2013). Dan karena itulah ada kelompok pengkaji di GPTD yang khusus mengkaji pemikiran Hamka.
Ketua Umum PB HMI MPO, Alto Makmuralto, menguraikan banyak hal yang mereka tanyakan. Di antaranya, di Indonesia sendiri, anak-anak muda kini makin jarang yang kenal Hamka dan pemikirannya. Menurut Alto yang telah membaca banyak karya Hamka tersebut, di sejumlah kalangan Hamka lebih dikenal sebagai sastrawan, padahal sekaligus tokoh yang pernah dipenjara di masa Orde Lama tersebut adalah seorang ulama, terbukti dari karyanya yang monumental, Tafsir Al Azhar.
Menurut Ketua Komisi HI, Abdul Malik Raharusun, minimnya minat anak muda pada kajian intelektual ke-Indonesiaan, seperti terhadap karya-karya Hamka dan yang lainnya memang memprihatinkan. Namun dengan adanya Grup Hamka dari GPTD tersebut dan mulai difilmkannya karya-karya sastra Hamka diharapkan mampu menginspirasi anak muda untuk kembali meliriknya. []
Label:
Antarabangsa,
Intelektualisme,
Mahasiswa,
PKPIM,
Relawan,
Spiritulisme,
Unisel
Subscribe to:
Posts (Atom)